Rahim Pengganti

Bab 164 "Kesedihan Dewa*



Bab 164 "Kesedihan Dewa*

0Bab 164     
0

Kesedihan Dewa     

P.O.V Dewa     

Entah apa yang harus aku lakukan ingin marah namun rasanya hal itu tidak bisa terjadi menyesal hanya 1 kata itu ya saat ini menyelimuti hatiku. Sikap egois dia selalu aku junjung tinggi nyata nya membawa aku ke dalam lembah penyesalan yang sangat berat dia wanita yang begitu mencintaiku wanita yang selalu mencari cari cara untuk bisa berdekatan dengan aku dan dan Dengan bodohnya aku meminta dia untuk tidak lagi berada di dekatku.     

Setelah dari pulang dari rumah abang dan kakak iparku seperti biasa aku akan ditugaskan untuk mengantar dia wanita yang sudah menjaga jarak bahkan untuk melihat wajahku saja dia seperti nya sudah tidak mau lagi menatap ke arahku. Sesekali aku melirik dia yang ada duduk di sampingku saat ini Sekar dan juga Akbar sudah lebih dulu aku antar pulang ke rumah mereka.     

"Cha!!" panggiku kepadanya. Acha menoleh bertepatan dengan hal itu lampu merah menyala aku lalu memiringkan badanku ke arahnya terlihat jelas dari wajah nya wanita di sampingku saat ini penuh dengan tanda tanya saat aku memanggil dirinya. "Kenapa?" tanya Acha.     

Pertanyaan yang ingin aku tanyakan diurungkan ketika tanpa sadar ponsel Acha berdering dan aku bisa melihat nama yang manggil siapa, dengan cepat Acha segera mengangkat panggilan telepon tersebut panjang berhembus dengan sangat terpaksa sungguh bukan hal ini yang aku inginkan bukan hal ini yang aku dambakan namun sepertinya dia hanya akan menjadi masa laluku.     

Aku hanya terdiam mendengarkan dia yang saat ini sedang berbicara dengan orang tersebut nada bicaranya berbeda sama seperti saat pertama kali diri nya berbicara padaku mendengar hal itu itu semakin membuat perasaan ini, tidak karuan aku menggenggam setir mobil dengan begitu erat lampu berubah menjadi hijau segera aku bawa mobil tersebut dengan kecepatan sangat tinggi sesekali kulihat aca yang masih menelpon orang tersebut hal seperti ini sangat aku tidak suka egois. Ya itulah aku tapi mau bagaimana lagi hanya ada sebuah penyesalan saat ini penyesalan di mana aku harus kehilangan orang yang tulus mencintaiku.     

Tak lama mobil yang kubawa sudah sampai di depan rumah nya Acha segera turun wanita itu tu langsung melambaikan tangan dan mengucapkan terima kasih kaca masuk ke dalam rumah nya aku sengaja belum menjalankan mobil kutatap diri nya dalam mobil kulihat masuk ke dalam rumah nya, baru saja, Aku ingin menjalankan mobil tersebut mataku kembali menatap ke arah lain di mana semua mobil berwarna hitam berhenti tepat dan masuk kedalam halaman rumah Acha sontak saja hal itu membuat aku bingung dan ketika pemilik mobil itu keluar aku baru tahu dan sadar siapa orang nya.     

***     

Terdiam sambil menatap ke arah jendela itulah yang aku rasakan saat ini berulang kali lah nafas terdengar dengan sangat jelas entah kenapa dan Aku pun tidak tahu penyebab yang membuat hati rasanya sakit ketika melihat Acha bersama yang lain padahal aku yang meminta dirinya untuk menjauh tapi nyata nya aku yang tidak bisa menjauh dari nya.     

"Permisi Mas," Aku menoleh ke arah pelayan tersebut, orang itu memberikan menu kepadaku. Jujur saja saat ini, aku rasa nya sangat malas untuk makan atau pun minum. Namun, tidak mungkin aku hanya berdiam diri di tempat ini. Hingga akhir nya, aku memesan kopi hitam tanpa gula.     

"Kopi hitam tanpa gula satu," jawabku. Pelayan itu terdiam, terlihat dengan sangat jelas bahwa, pelayan tersebut kaget dengan apa yang aku pesan. "Baik mas," jawabnya.     

Setelah pelayan itu pergi, kembali aku terdiam dan menatap ke arah jendela cafe tersebut. Bayangan dari ucapan yang dilontarkan oleh Acha, di rumah tadi benar benar membuat aku tidak bisa melupakan hal itu. Tak lama kopi yang aku pesan akhirnya datang pelayan tersebut masih menatap ke arahku seolah dirinya memiliki banyak pertanyaan dibenak nya.     

"Ada apa?"     

"Kenapa anda memesan kopi hitam tanpa gula?" tanya pelayan tersebut. Dewa yang saat ini, malas berbicara hanya memalingkan kepala nya. Namun, hal yang aku lakukan kepada nya tersebut nyata nya membuat gadis itu terus berbicara.     

"Kopi hitam itu rasa nya pahit itulah kenapa orang orang lebih menyukai nya dengan manis sehingga pahit dan manis bisa berjalan sejalan dengan apa yang dirasakan oleh orang yang meminum nya. Maka nya saya bertanya kenapa Anda lebih suka kopi hitam tanpa gula," ucap gadis tersebut.     

Aku menarik nafas menatap ke arah gadis tersebut wanita itu seolah mengenal Apa arti dari apa yang baru saja dirinya ucapkan padahal tidak semua teori sejalan dengan prakteknya aku tersenyum singkat ke arahnya.     

"Rasa pahit dan manis tidak selama nya bisa bercampur menjadi indah bahkan kedua rasa itu bisa saling menyakiti satu dengan yang lain jika porsi dan takaran nya tidak sesuai kenapa saya lebih memilih untuk meminum kopi pahit karena saya selalu berpikir bahwa kehidupan itu berasal dari rasanya pahit dan berubah menjadi manis ketika diri nya berproses untuk lebih baik."     

***     

Author POV     

Setelah dari kafe tersebut Dewa lalu pergi pulang ke rumahnya setidak nya perasaan Dewa saat ini sudah mulai lebih tenang meskipun pikirannya masih tertuju Dengan ucapan yang disampaikan oleh Acha sehingga membuat diri nya sampai saat ini merasa bodoh.     

Baru saja Dewa akan melangkahkan kakinya menuju tangga diri nya langsung dipanggil oleh sang ibu terlihat Ibu Sri sedang duduk di meja makan bersama dengan Bapak Joyo, wanita paruh baya itu segera meminta anak nya untuk mencuci tangan dan mengambil piring untuk makan Dewa melirik ke arah jam yang ada di dinding ternyata hari sudah sangat malam pantas saja kedua orang tuanya sudah menunggu nya di meja makan saat keluar dari dalam Cafe tadi Dewa tidak fokus pada langit. Ya sudah menggelap tidak ada lagi cahaya matahari bahkan awan pun sudah berubah karena memikirkan Acha membuat diri nya tidak memperhatikan keadaan sekitar.     

"Dari mana saja kamu Nak ibu dari tadi nelpon kamu loh tapi nggak ada satupun panggilan yang kamu angkat Kamu memang nya dari mana bukan nya pulang dari rumah ah abang mu itu udah sore tapi kok baru sekarang pulang nya keluyuran terus sih kamu."     

"Tadi ada yang di cari ibu ratu, maka nya aku baru pulang," jawab Dewa.     

Ibu Sri terus saja mau ngambil wanita paruh baya itu sibuk memarahi anak untuk bisa lebih menjaga diri nya apalagi di luar sana mereka tidak tahu apa yang akan terjadi di sedangkan Dewa hanya mengangguk dan bergumam menjawab semua ucapan yang dilontarkan oleh sang ibu. Setelah selesai makan tidak bisa masuk ke dalam kamar seperti biasa nya anak laki laki itu diminta untuk datang ke ruang kerja sang Bapak mendengar perintah tersebut membuat Dewa hanya bisa menghela nafas nya dengan berat setiap kali sang Bapak bertengkar dengan abang nya maka Dewa akan selalu mendapatkan wejangan yang luar biasa dari kedua orang tua nya.     

***     

"Mual muntah itu hal biasa apalagi di 3 bulan pertama yang jelas sang Ibu harus menjaga benar benar asupan nutrisi yang baik untuk anak di dalam kandungan nya yang pasti ibu harus bahagia ketika seorang ibu bahagia maka anak yang ada di dalam kandungannya juga akan ikut bahagia usia 3 bulan pertama itu sangat rentan tidak boleh banyak goncangan harus dijaga benar benar ini akan saya resepkan vitamin dan juga obat anti mual kalau ada sesuatu hal yang dirasa terus mualnya berlebihan ibu dan bapak bisa datang lagi nanti ke sini terus kita cek lagi ya. Ya karena setiap ibu hamil itu itu punya masing masing pembawaan nya ada yang suaminya yang mual ada yang istri nya yang mual ada yang nggak mual sama sekali jadi setiap kehamilan punya masing masing peristiwa untuk ibu dan bapaknya mengingat saat dia masih ada di dalam kandungan."     

Dokter tersebut menjelaskan semuanya memberitahu apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh Gina begitu juga tentang makanan Daffa begitu aktif mendengar pria itu juga memberikan banyak pertanyaan. Seperti hal apa saja yang bisa dilakukan oleh istrinya dengan penuh senyum dokter Lani mulai memberitahukan semua hal.     

"Baik dokter terima kasih."     

"Iya sama sama, sekali lagi selamat ya bapak dan ibu."     

Kedua nya lalu keluar dari ruangan dokter tersebut Daffa dan ghina pergi menuju apotek untuk menebus vitamin dan juga obat yang sudah diresepkan oleh dokter Lani. Setelah selesai mereka berdua akan pergi menuju ke rumah bapak Joyo dan Ibu Sri terlebih dahulu Lalu setelah mereka selesai dari rumah kedua orang tua Daffa maka Gina dan juga Daffa akan pergi menuju ke rumah Ayah Bian dan juga bunda Carissa.     

Selama di perjalanan Daffa selalu saja menggenggam tangan sang istri tak lupa juga senyum manis di bibir pria itu mengembang dengan sempurna rasa nya Dafa begitu sangat bahagia mendengar kabar yang begitu indah apalagi tadi saat di rumah sakit mereka berdua bisa melihat dan menyaksikan setitik biji kacang tumbuh di rahim Gina dengan sehat dan sempurna.     

"Kamu mau makan apa sayang?" tanya Daffa.     

"Nggak ada Mas. Aku cuma mau ketemu sama ibu aja, rasa nya udah nggak sabar buat ngasih tahu info ini sama mereka," jawab Gina. Mendengar hal itu membuat Daffa tersenyum pria itu lalu mengecup punggung tangan sang istri mobil yang dikendarai oleh keduanya berjalan dengan lancar hingga tak lama mereka sampai di rumah kedua orang tua Daffa.     

Daffa lalu menggandeng Dina dengan begitu mesra yaitu berjalan Bersama sang istri bersama sama hingga sampai di depan pintu rumah ketuanya mengetuk pintu dan tak lama asisten rumah tangga yang bekerja di rumah tersebut segera membukakan pintu mereka selalu bertanya kemana ibu dan bapak nya berada setelah mendapatkan jawaban Daffa dan Gina lalu menyusul mereka yang saat ini sedang berada di halaman belakang rumah senyum yang begitu mengembang dengan sempurna tidak pernah luntur dari bibir Gina dan juga Daffa.     

"Assalamualaikum!!" ucap Daffa dan Gina bersamaan. Mendengar hal itu membuat kedua orang tua Dafa menoleh Ibu Sri langsung beranjak dari tempat duduk nya dan memeluk menantu kesayangan nya itu wanita paruh baya itu lalu mengajak Gina duduk di samping nya Ibu seolah lupa akan anak nya yang juga ada disana. "Ibu lupa punya anak ya, kenapa aku dianggurin sih," ucap Daffa. Namun, ibu Sri tidak mendengarkan hal itu. Wanita paruh baya itu, masih sibuk mengajak menantu nya bercerita.     

"Biarkan saja ibu kamu seperti itu Kamu kayak nggak kenal Ibu aja titik gimana kantor daf lancar tanya Bapak Joyo. Dafa hanya menatap kearah sang Bapak lalu menganggukkan kepala nya begitulah mereka berdua selalu saja bersikap seolah tidak saling membutuhkan tidak saling merindukan padahal nyata nya Bapak Joyo dan juga Dafa memiliki sifat yang sama sama sama egois dan tidak pernah mau mengalah melihat hal itu itu membuat Ibu Sri lalu berbicara dengan Gina.     

"Lihat bapak sama suami kamu, nak. Sama sama gengsi," bisik ibu Sri.     

Mendengar hal itu membuat Gina hanya tertawa banyak hal yang diceritakan oleh Ibu Sri wanita itu begitu bahagia melihat kedatangan sang menantu padahal baru beberapa hari saja kita tidak datang ke rumah nya tapi Ibu Sri sudah merasa merindukan menantu nya itu menjadi menantu satu satu nya untuk saat ini benar benar membuat Gina begitu dilakukan tidak menganggap hanya sebagai menantu tapi sudah seperti anak mereka sendiri dan hal itu membuat Gina begitu bahagia diterima di rumah ini.     

Jangan di sinetron yang yang selalu menampilkan bahwa mertua dan menantu itu tidak bisa akur nyata nya salah dan hal itu benar benar dirasakan oleh Gina dengan begitu sempurna kasih sayang yang diberikan oleh Ibu Sri sama dengan kasih sayang yang sering diri nya dapatkan dari sang Bunda mengenai hal itu itu membuat Gina jadi ingin cepat cepat bertemu dengan sang Bunda dan memberitahukan kabar bahagia ini.     

"Kalian harus sering sering ke sini, pokok nya. Ibu itu kangen, kadang sering kesepian. Untunglah hari ini, bapak libur kalau nggak, ibu sendirian di rumah terus," ucap ibu Sri.     

"Tapi Ibu nggak akan sendirian lagi sih nanti tapi Bu Ibu harus harus sabar nunggu kurang lebih sekitar 9 bulan lagi deh baru ibu ada temennya ada yang dimainin gitu," ucap Daffa.     

Mendengar hal itu membuat Ibu Sri dan Bapak Joyo saling menatap satu dengan yang lainnya keduanya bingung dengan apa yang diucapkan oleh sang anak hingga akhirnya Gina mengeluarkan hasil tes dari rumah sakit dan juga foto USG bayi mereka.     

Gina lalu menyerahkan hasil nya kepada Ibu Sri sedangkan Ibu Sri yang diberikan hasil tersebut hanya menatap dengan datar melihat ekspresi yang ditampilkan oleh sang mertua membuat Gina menentukan kepalanya wanita itu takut bahwa mertua tidak menyukai kehamilan nya saat ini namun nyata nya hal itu salah Ibu Sri masih belum sadar dengan apa yang diberikan oleh Gina hingga akhir nya wanita paruh baya itu berteriak dan segera memeluk menantu nya dengan begitu erat Ibu Sri mengucapkan banyak terima kasih dan juga selamat atas kehamilan anak pertama untuk Gina dan juga Dafa.     

"Selamat ya nak. Ya ampun, ibu bahagia sekali, akhir nya ibu bisa memiliki cucu seperti teman teman ibu lain nya. Rasa nya bahagia sekali," ucap ibu Sri.     

"Terima kasih Bu. Doakan selalu, semoga Gina dan si adek sehat," balas Gina.     

"Aamiin sayang."     

"Selamat ya nak. Bapak doakan semua nya yang terbaik untuk kalian semua, rumah tangga yang selalu dijaga oleh Allah diberikan kesehatan yang luar biasa," ucap Bapak Joyo.     

Gina juga mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Joyo dan Ibu Sri yang sudah mendoakan dirinya mereka lalu berbincang bincang dan tak lama asisten rumah tangga di rumah tersebut membantu mereka untuk makan siang Ibu Sri dengan sangat semangat meminta simbok untuk menyiapkan banyak buah buahan supaya Gina dan kandungan nya juga sehat melihat perhatian yang dilakukan oleh Ibu Sri membuat Gina begitu bahagia wanita itu lalu mengikutin sang ibu duduk di meja makan.     

"Ayo ini sayur nya di makan. Apa kamu, mau makan yang lain biar ini buatkan?" tanya ibu Sri. Gina menggelengkan kepala nya, wanita itu mengatakan cukup dengan semua makanan ini, Gina yang tidak lapar tiba tiba menjadi sangat lapar, ketika mencium aroma masakan tersebut. Wanita hamil itu segera menyuapkan sendok demi sendok ke dalam mulut nya dan hak itu membuat mereka semua yang ada di sana senang.     

***     

Pukul 3 sore Daffa dan juga Gina pamit dari rumah Ibu Sri dan Bapak Joyo kedua nya akan pergi ke rumah kedua orang tua Gina terlebih lagi bunda Carissa yang mengetahui jika sang anak akan datang tak pernah absen mengirimkan pesan Kapan dan jam berapa Gina dan menantunya itu untuk datang ke rumah mereka. Setelah berpamitan dengan kedua orangtua Daffa Gina dan Daffa lalu masuk ke dalam mobil senyum bahagia tak pernah lepas dari wajah Gina apalagi ibu hamil itu saat ini sedang menggendong toples yang berisikan keripik bawang yang baru dibuat oleh Ibu Sri kemarin dan makanan yang sangat jarang disentuh oleh Gina tiba tiba menjadi makanan favorit nya saat ini melihat sang menantu begitu senang dengan cemilan yang diri nya buat membuat Ibu Sri meminta asisten rumah tangganya untuk kembali menyiapkan barang barang dan akan mengirimkan hasil nya nanti ke rumah dinas Gina dan Daffa.     

"Kamu kalau lagi ngidam kayak gini lucu banget loh Yang ya ampun istri kecilku ternyata bisa menghasilkan anak kecil," ledek Daffa.     

Sontak saja semua pukulan dengan ringan mendarat dengan sempurna di lengan Daffa Gina langsung melotot dengan tajam saat mendengar penuturan yang baru saja diucapkan oleh sang suami sungguh Dafa sangat sangat membuat diri nya kesal hari ini bagaimana bisa suami nya itu mengatakan hal seperti itu titik sedangkan Dafa yang melihat raut wajah cemberut sang istri rasanya saat ini ingin mengecup bibir istri nya itu namun diri nya tahan karena bisa bisa Gina akan marah besar dan membuat mood ibu hamil itu menjadi berantakan.     

"Mulut nya, astaga."     

Tak lama mobil yang dikendarai oleh Daffa, sudah sampai dan terparkir dengan sempurna di depan rumah kedua orang tua Gina. Saat mereka berdua sampai, dan segera turun kedua nya bertemu dengan Ryu yang baru saja pulang dari kantor. Terlihat dari raut wajah pria itu yang begitu lelah.     

"Abang!!!" pekik Gina. Ryu langsung merentangkan tangan nya, supaya sang adik bisa memeluk nya. Kedua orang tersebut saling berpelukan, melihat itu membuat Daffa sedikit cemburu. Namun, pria itu berusaha menjauhkan semua nya. Tidak mungkin diri nya cemburu dengan sang kakak ipar. Sungguh hal itu sangat sangat memalukan jika terjadi, setelah beberapa waktu kedua nya di luar mereka akhir nya masuk.     

Gina langsung menggandeng tangan sang suami, wanita itu tahu jika saat ini, Daffa sedang kesal dengan diri nya yang memeluk Ryu dengan lama. Melihat hal itu, membuat Gina begitu gemas dengan suami nya sendiri.     

Kedatangan kedua nya sudah disambut dengan begitu bahagia oleh ayah Bian dan juga bunda Carissa kedua orang tua itu sudah menunggu kedatangan anak dan juga menantu nya Gina langsung memeluk sang Bunda dengan begitu erat rasa nya sudah sangat rindu sudah hampir satu bulan ini Gina tidak bertemu dengan Bunda nya karena kedua orang tua nya baru saja pulang dari luar negeri setelah melakukan perjalanan bisnis     

"Aku rindu banget sama bunda!!" seru Gina. Mendengar hal itu membuat Bunda Carissa terus memeluk erat sang anak. "Bunda juga merindukan kamu sayang, rasa nya begitu rindu loh," balas Bunda Carissa.     

Mereka lalu duduk di sofa ruang tamu Bian sibuk mengobrol dengan menantu nya tersebut sedangkan Gina tetap berada dalam pelukan Bundanya anak itu walaupun saat ini sedang mengandung masih saja tetap sangat manja dengan bunda nya.     

"Lalu apa yang membawa kalian datang ke sini?" tanya Ayah Bian. Menanggapi pertanyaan dari sang ayah membuat Gina langsung saja ingin menjawab nya namun seketika ucapannya langsung dipotong oleh Gina wanita hamil itu bertanya kepada sang ayah kenapa mereka tidak boleh berkunjung ke rumah ini sehingga ayah nya bertanya seperti itu. Mendengar balasan dari sang anak membuat Bian mengerutkan dahinya Apa salahnya diri nya bertanya seperti itu bukankah memang selama ini Daffa dan Gina sangat jarang datang ke rumah mereka karena kesibukan dari kedua orang tua Gina dan juga kesibukan dari anak dan menantu nya tersebut.     

"Bukan begitu sayang kamu kangan salah paham dong Ayah itu bertanya seperti itu karena Ayah yakin pasti ada yang ingin kalian sampaikan begitu."     

Namun hormon ibu hamil membuat Gina begitu sensitif hingga saat ini ini tanpa sadar wanita itu sudah meneteskan air mata nya dan menunjukkan kepala nya melihat perubahan dari sang istri membuat Dafa segera mendekat kearah zina dan memeluk istri nya tersebut. Bian dan juga Carissa serta Ryu begitu kaget melihat Gina yang saat ini sedang menangis mereka bertiga sok dengan apa yang mereka lihat karena Gina adalah sosok seseorang yang tidak pernah menangis meskipun hati nya tersakiti namun kali ini berbeda dan hal itu menimbulkan banyak tanda tanya Di kepala mereka masing masing.     

"Kamu kenapa sayang. Kenapa nangis gini," ucap bunda Carissa. Daffa mencoba menenangkan sang istri, pria itu juga mencoba menjelaskan apa yang terjadi kepada istri nya. Hingga Gina kembali mengangkat kepala nya, dan tersenyum bahagia ke arah mereka semua. Ternyata, saat ini Gina sedang mengerjakan kedua orang tua nya. Wanita itu lalu mengeluarkan bukti laporan pemeriksaan diri nya dan juga foto USG.     

Melihat hal itu, sontak saja, membuat mereka bertiga terdiam di tempat. Hingga akhirnya Bunda Carissa segera memeluk sang anak, dan berdoa untuk semua kebahagiaan dan kebaikan Gina serta anak yang ada di dalam kandungan nya.     

###     

Selamat membaca dan terima kasih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.